Peserta Didik MIN 1 Pohuwato Perdalam Ilmu Fiqih Tentang Thaharah
POHUWATO (min1pohuwato.sch.id) – Upaya meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai pentingnya kesucian dalam Islam, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pohuwato mengadakan pembelajaran khusus tentang Thaharah atau Bersuci. Kegiatan tersebut dibimbing langsung oleh guru Bahasa Arab, Muhammad Ilham, selasa (11/03/25) di ruang kelas.
Dalam pemaparannya, Muhammad Ilham menjelaskan secara rinci mengenai pengertian tharah, perbedaan antara najis dan hadats, serta cara bersuci yang benar sesuai dengan hukum fiqih. Ia menekankan bahwa tharah merupakan salah satu syarat sah dalam menjalankan ibadah, terutama salat.
“Thaharah atau bersuci adalah bagian dari kesempurnaan ibadah seorang Muslim. Sebelum menjalankan ibadah, seseorang harus memastikan dirinya dalam keadaan suci, baik dari hadats maupun najis. Tanpa Thaharah, ibadah salat seseorang bisa menjadi tidak sah,” jelas Muhammad Ilham di hadapan peserta didik.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa najis terbagi menjadi tiga kategori, yakni najis mukhaffafah (ringan), najis mutawassitah (sedang), dan najis mughallazah (berat). Sedangkan hadats terbagi menjadi hadats kecil dan hadats besar. Untuk menghilangkan hadats kecil, seorang Muslim wajib berwudu, sementara untuk hadats besar diperlukan mandi wajib.
Muhammad Ilham juga memberikan contoh-contoh konkret mengenai berbagai jenis najis dan hadats yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Ia menjelaskan cara membersihkan najis dengan metode yang sesuai, baik dengan air mutlak maupun dengan metode tayamum jika tidak tersedia air.
“Sebagai umat Islam, kita harus memahami dengan benar bagaimana cara bersuci, sebab kebersihan merupakan sebagian dari iman. Ilmu ini tidak hanya penting dalam pelaksanaan ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, agar kita senantiasa hidup dalam keadaan suci dan bersih,” tambahnya.
Antusiasme peserta didik terlihat saat sesi tanya jawab berlangsung. Beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan seputar perbedaan antara wudhu dan mandi wajib, serta situasi di mana tayamum diperbolehkan. Muhammad Ilham dengan sabar menjawab pertanyaan dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam agar siswa dapat mengamalkan ilmu yang mereka peroleh.
Muhammad Ilham, menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan bahwa Thaharah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan.
“Islam sangat menekankan pentingnya kebersihan. Dengan memahami konsep Thaharah, kita tidak hanya menjaga kesucian ibadah, tetapi juga membentuk kebiasaan hidup sehat dan bersih,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala MIN 1 Pohuwato, Sriasrawaty Ahmad, menyambut baik kegiatan tersebut sebagai bagian dari pembelajaran agama yang lebih mendalam bagi peserta didik. Menurutnya, pemahaman tentang Thaharah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak-anak yang sedang berada dalam fase belajar dan membentuk kebiasaan.
“Kebersihan adalah sebagian dari iman. Pemahaman yang benar tentang Thaharah akan membentuk karakter disiplin dalam menjaga kebersihan, baik secara fisik maupun spiritual. Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi peserta didik dan menjadi bekal mereka dalam menjalankan ibadah dengan sempurna,” tutur Sriasrawaty. (AR@Z)
0 Komentar