• 081243382335
  • min1pohuwato@gmail.com

Guru MIN 1 Pohuwato Ikuti ToT Modul Ajar CBP Rupiah dan QRIS di BI Gorontalo

Guru MIN 1 Pohuwato Ikuti ToT Modul Ajar CBP Rupiah dan QRIS di BI Gorontalo

Gambar : Dua guru terbaik dari MIN 1 Pohuwato yaitu Halid Hasan dan Hasdianty Laginta, bersama guru- guru Madrasah Negeri/ Swasta saat mengikuti kegiatan ToT dan CBP Rupiah dan QRIS Tingkat Madrasah se-Provinsi Gorontalo di Ruang Saronde, Lantai 4, Gedung BI Gorontalo.

Guru MIN 1 Pohuwato Ikuti ToT Modul Ajar CBP Rupiah dan QRIS di BI Gorontalo

POHUWATO (min1pohuwato.sch.id) – Dua guru terbaik dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pohuwato, Halid Hasan (Guru Kelas 5B) dan Hasdianty Laginta (Guru Kelas 3B), mengikuti kegiatan Training of Trainers (ToT) dan Implementasi Modul Ajar Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah dan QRIS Tingkat Madrasah se-Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Gorontalo dan berlangsung di Ruang Saronde, Lantai 4, Gedung BI Gorontalo, jumat (25/04/25).

ToT ini merupakan tindak lanjut dari selesainya penyusunan modul ajar literasi keuangan berbasis CBP Rupiah dan QRIS yang dirancang khusus untuk madrasah. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pemahaman menyeluruh mengenai edukasi keuangan, agar mereka mampu menjadi agen perubahan dalam membumikan kesadaran finansial sejak dini kepada para peserta didik.

Kegiatan tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Agama, sejalan dengan arah kebijakan Kemenag dalam memperkuat nilai-nilai spiritual di setiap aktivitas pendidikan. Menariknya, dalam konteks ini, Bank Indonesia dan Kementerian Agama menghadirkan konsep “ekonomi-teologi” sebuah pendekatan yang memadukan edukasi finansial dengan semangat ibadah dan nilai-nilai agama.

Diawal Kegiatan Bidang Humas dan Pustakawan Bank Indonesia Gorontalo, Desy Mooduto, menyampaikan pentingnya literasi keuangan sejak dini, khususnya di lingkungan madrasah. Desy juga menekankan bahwa program CBP Rupiah dan QRIS bukan hanya sekadar edukasi finansial, namun juga bagian dari pembentukan karakter dan ketahanan ekonomi generasi muda.

Halid Hasan, Guru Kelas 5B MIN 1 Pohuwato, Kepada awak Humas via Whatsapp  mengungkapkan rasa syukurnya bisa terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

“Saya merasa terhormat bisa mengikuti ToT ini. Selama ini, topik literasi keuangan terkesan jauh dari dunia madrasah, padahal sebenarnya sangat penting. Biasanya kita hanya mengajarkan matematika dalam angka, sekarang kita belajar bagaimana angka itu punya makna dalam kehidupan nyata  dalam konteks keuangan. Ini penting, karena peserta didik kita hari ini adalah pelaku ekonomi masa depan.” Ujar Halid.

Senada dengan Halid, Hasdianty Laginta, Guru Kelas 3B juga merasakan manfaat besar dari pelatihan tersebut. Ia merasa kegiatan tersebut sangat bermanfaat, terutama bagi guru-guru di tingkat dasar.

“Saya mendapat banyak wawasan baru, terutama bagaimana mengajarkan anak-anak tentang pentingnya bijak mengelola uang sejak dini, bahkan di tingkat madrasah ibtidaiyah. Kegiatan ini juga memperkuat peran guru sebagai jembatan antara edukasi dan kehidupan nyata. Saya siap mengimplementasikan apa yang saya pelajari,” ungkap Hasdianty.

Sementara itu, Kepala MIN 1 Pohuwato, Sriasrawaty Ahmad, menyambut baik keikutsertaan dua guru tersebut dalam ToT, dan mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang tercipta antara BI dan Kementerian Agama.

“Kami sangat mengapresiasi langkah Bank Indonesia dan Kemenag dalam mendekatkan literasi keuangan kepada lembaga pendidikan madrasah. Ini bukan hanya kegiatan formal, tetapi langkah strategis dalam membangun karakter peserta didik yang cerdas secara spiritual sekaligus finansial. Guru yang mengikuti ToT ini, saya yakini dapat menjadi katalisator perubahan di lingkup madrasah dan masyarakat,” tutur Sriasrawaty.

Lebih lanjut, Sriasrawaty menambahkan bahwa selama ini tantangan terbesar dalam peningkatan kompetensi guru adalah sulitnya mendapatkan capaian indikator yang terukur secara konkret. Namun melalui ToT ini, ia optimistis kinerja guru dapat meningkat signifikan.

“Saya memandang kegiatan ToT ini sebagai investasi jangka panjang bagi madrasah. Saat ini, cukup sulit bagi kita untuk mencapai indikator capaian kompetensi guru yang signifikan. Namun dengan adanya kolaborasi seperti ini bersama Bank Indonesia, capaian itu bukan hanya 100 persen, tetapi bisa meningkat hingga 200 atau bahkan 300 persen. Karena guru tidak hanya dibekali materi, tapi juga peran sebagai agen perubahan sosial,” tambahnya. (AR@Z)

0 Komentar

Leave a Comment