Belajar Demokrasi, Peserta Didik MIN 1 Pohuwato Laksanakan Pemilu Mini
POHUWATO (min1pohuwato.sch.id) – Dalam rangka mendukung program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA), peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pohuwato melaksanakan Gelar Karya yang mengangkat tema "Suara Demokrasi: Belajar Demokrasi Mewujudkan Harmoni Kelas," Kamis (29/11/2024). Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik tentang proses demokrasi melalui simulasi pemilihan ketua kelas yang mirip dengan pemilu sesungguhnya.
Kegiatan yang berlangsung di halaman madrasah ini melibatkan seluruh peserta didik, mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Sejak pagi, suasana sudah dipenuhi antusiasme. Anak-anak tampak bersemangat mengikuti setiap tahapan pemilu mini, mulai dari pencalonan diri, penyusunan visi-misi, kampanye, hingga proses pemungutan suara dengan alat peraga sederhana yang menyerupai pemilu sebenarnya.
Peserta didik yang mencalonkan diri sebagai ketua kelas diberi kesempatan untuk berpidato menyampaikan visi-misi mereka di hadapan teman-temannya. Di antara visi yang disampaikan, terlihat keberanian anak-anak dalam mengungkapkan ide-ide cemerlang. Ada yang berkomitmen meningkatkan kebersihan kelas, mendorong kerja sama, hingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
"Kalau saya terpilih, saya akan memastikan kelas kita selalu bersih, tidak ada sampah yang berserakan. Saya juga akan mengajak teman-teman untuk lebih sering belajar kelompok," ungkap Azka Afiyah Jusuf, salah satu calon dari kelas empat, yang disambut tepuk tangan meriah dari teman-temannya.
Untuk membuat pengalaman ini semakin nyata, panitia yang terdiri dari guru dan peserta didik bekerja sama menyiapkan bilik suara dan kotak suara sederhana. Kertas suara dirancang menyerupai format pemilu resmi, lengkap dengan nama dan foto calon ketua kelas.
Setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memberikan hak suaranya di bilik suara secara bergantian. Setelah memilih, mereka memasukkan kertas suara ke dalam kotak suara yang disediakan. Proses ini dipantau oleh panitia kecil yang bertindak sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini, seperti kejujuran, keberanian, dan menghargai perbedaan pendapat, Kami berharap pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bermakna bagi anak-anak." ujar Kepala Madrasah, Sriasrawaty Ahmad.
Setelah proses pemungutan suara selesai, panitia melakukan perhitungan suara secara terbuka di hadapan seluruh peserta didik. Perhitungan ini disambut sorak-sorai dan dukungan dari teman-teman untuk masing-masing kandidat.
Hasil akhirnya, setiap kelas berhasil memilih ketua yang dianggap mampu mewakili aspirasi mereka. Para pemenang menerima ucapan selamat dari teman-temannya, dan suasana penuh kegembiraan mengakhiri simulasi pemilu tersebut.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran demokrasi, tetapi juga melatih peserta didik untuk mengasah kemampuan berbicara di depan umum, bekerja sama, serta menghormati proses dan hasil pemilihan.
"Saya sangat senang bisa ikut memilih dan melihat teman-teman kampanye, Proses ini membuat saya merasa seperti orang dewasa yang ikut pemilu sungguhan,," ujar Eldio, peserta didik kelas lima. (AR@Z)
0 Komentar